“Sumpah Mbak, saya tidak
dilahirkan di meja Billiard!” Demikian saya katakan pada seorang wanita, sebut
saja namanya Mawar (disamarkan dari nama
aslinya, Vany) salah-satu Ladies di Afterhour Billiard Poins Square Lebak
bulus, beberapa waktu yang lalu. Saya mengatakan hal tersebut setelah permainan
saya dipuji oleh wanita yang luar biasa cantiknya (TAPI juga luar biasa
seksinya) tersebut. Yang saya ingin jelaskan saat itu adalah, untuk menjadi
hebat bermain Billiard tidak mesti harus lahir di meja Billiard. Ahh, bukan
itu. Tapi, “Siapa yang berminat (bermain Billiard), dia yang berbakat (bermain
Billiard). Maksudnya, siapapun bisa menjadi hebat saat ia punya keinginan. Saya
yakin tidak ada orang yang berbakat (dalam hal bermain Billiard) bahkan mereka
yang ‘brojol’ di meja Billiard
sekalipun.
Saya yang dulunya hanya sedikit
hebat bermain karambol, sering terkagum-kagum saat menyaksikan pertandingan para
master di tivi-tivi. Tapi setelah memulai mengenal, memegang, mengusap-usap Cue (stick)
bola sodok tersebut, saya mulai
merasa konfidens. Dan saat itulah saya sadar bahwa, siapapun bisa menjadi hebat
dalam bermain Billiard. Tinggal selanjutnya, bagaimana mereka mampu untuk focus,
konsentrasi, menganalisa, targeting, me-reposisi, memproyeksi, dan mengkalkulasi,
serta mengintegrasi. Secara personal, Saya telah melewati proses tahap
selanjutnya tersebut. Pada saat saya bermain kemudian diberi pujian tersebut di
atas, saya memenag tidak lagi bermain dengan focus pada bola-bola milik saya
(pada jenis permainan 8-Ball) atau deretan angka selanjutnya setelah memasukkan
salah-satu bola ber-angka kecil (ada jenis permainan 9-Ball). Yang menjadi focus
selanjutnya adalah, di mana posisi bola putih setelah saya memasukkan bola yang
menjadi target. Serta bagaimana mengembangkan kemampuan dengan mengintegrasikan
bola satu dengan bola lainnya. Misalnya pada saat saya menyodok bola putih ke arah
bola 1 kemudian bola 1 tersebut mengarah ke bola 2 dan memantul kemudian on
pocket (masuk di lubang). Begitu pula dengan bola 1 tadi. Tangens line bola
putih tadi sejajar dengan bola 3 dan pocket sehingga memudahkan untuk pukulan
selanjutnya. Duuh, paham engga sih? Belajar dulu deh! Yah!
Nah, dari situlah saya mulai
paham, jauh di dalam permainan Billiard itu ternyata menyimpan rahasia beberapa
frame dalam tools-tools analisa dan manajemen. Sebutlah misalnya tentang
penempatan bola putih yang saya maksudkan tadi ketika hal tersebut
diproyeksikan pada manajemen Sumber Daya Manusia di sebuah lembaga atau perusahaan.
Sebaiknya saya tidak usah mengulas lebih dalam, karena saya yakin akan sulit
dipahami ketika kemampuan/keterampilan bermain Billiard kita punya jarak yang
terlalu rentang. Tapi saya yakin bahwa prinsip dasarnya sudah bisa ditemukan di
ulasan singkat ini.
Jakarta, 17 September 2014
Jakarta, 17 September 2014
No comments:
Post a Comment