Wednesday 17 September 2014

Rahasia Singkat Master Billiard



“Sumpah Mbak, saya tidak dilahirkan di meja Billiard!” Demikian saya katakan pada seorang wanita, sebut saja namanya  Mawar (disamarkan dari nama aslinya, Vany) salah-satu Ladies di Afterhour Billiard Poins Square Lebak bulus, beberapa waktu yang lalu. Saya mengatakan hal tersebut setelah permainan saya dipuji oleh wanita yang luar biasa cantiknya (TAPI juga luar biasa seksinya) tersebut. Yang saya ingin jelaskan saat itu adalah, untuk menjadi hebat bermain Billiard tidak mesti harus lahir di meja Billiard. Ahh, bukan itu. Tapi, “Siapa yang berminat (bermain Billiard), dia yang berbakat (bermain Billiard). Maksudnya, siapapun bisa menjadi hebat saat ia punya keinginan. Saya yakin tidak ada orang yang berbakat (dalam hal bermain Billiard) bahkan mereka yang ‘brojol’ di meja Billiard sekalipun.  

Saya yang dulunya hanya sedikit hebat bermain karambol, sering terkagum-kagum saat menyaksikan pertandingan para master di tivi-tivi. Tapi setelah memulai mengenal, memegang, mengusap-usap Cue (stick)  bola sodok tersebut, saya mulai merasa konfidens. Dan saat itulah saya sadar bahwa, siapapun bisa menjadi hebat dalam bermain Billiard. Tinggal selanjutnya, bagaimana mereka mampu untuk focus, konsentrasi, menganalisa, targeting, me-reposisi, memproyeksi, dan mengkalkulasi, serta mengintegrasi. Secara personal, Saya telah melewati proses tahap selanjutnya tersebut. Pada saat saya bermain kemudian diberi pujian tersebut di atas, saya memenag tidak lagi bermain dengan focus pada bola-bola milik saya (pada jenis permainan 8-Ball) atau deretan angka selanjutnya setelah memasukkan salah-satu bola ber-angka kecil (ada jenis permainan 9-Ball). Yang menjadi focus selanjutnya adalah, di mana posisi bola putih setelah saya memasukkan bola yang menjadi target. Serta bagaimana mengembangkan kemampuan dengan mengintegrasikan bola satu dengan bola lainnya. Misalnya pada saat saya menyodok bola putih ke arah bola 1 kemudian bola 1 tersebut mengarah ke bola 2 dan memantul kemudian on pocket (masuk di lubang). Begitu pula dengan bola 1 tadi. Tangens line bola putih tadi sejajar dengan bola 3 dan pocket sehingga memudahkan untuk pukulan selanjutnya. Duuh, paham engga sih? Belajar dulu deh! Yah! 

Nah, dari situlah saya mulai paham, jauh di dalam permainan Billiard itu ternyata menyimpan rahasia beberapa frame dalam tools-tools analisa dan manajemen. Sebutlah misalnya tentang penempatan bola putih yang saya maksudkan tadi ketika hal tersebut diproyeksikan pada manajemen Sumber Daya Manusia di sebuah lembaga atau perusahaan. Sebaiknya saya tidak usah mengulas lebih dalam, karena saya yakin akan sulit dipahami ketika kemampuan/keterampilan bermain Billiard kita punya jarak yang terlalu rentang. Tapi saya yakin bahwa prinsip dasarnya sudah bisa ditemukan di ulasan singkat ini. 

Jakarta, 17 September 2014

No comments:

Post a Comment