Sunday 9 February 2014

Aku tak suka  Si Nikita Willy yang dewasa karena alur cerita sinetron. Bukan didewasakan oleh lembaga pendidikan formal dan non-formal serta interaksi dengan social-habit di luar flat world (layar datar). Sementara semua orang tahu, problematika manusia tidak dapat diselesaikan dengan membaca skrip dan menyesuaikan mimik dengan skenario saja.

Aku tak suka Si Nikita Mirzani yang menjual auratnya untuk makan, tenar dan silikon. Yang membuat orang berkata "bukan Nikita Mirzani kalau tidak terbuka". Saya tidak munafik untuk berkata saya tidak suka melihatnya. Tapi maaf, yang pantas melihatnya bukan saya dan aku tak ingin menjadi orang yang pantas itu.

Aku hanya suka kamu yang bisa  menemaniku berdiskusi alot tentang apa saja. Mulai dari kesepakatan standar kuku kaki yang indah sampai membicarakan solusi climate change dan mencari solusi terhadap kesengsaraan rakyat Somalia dan negara-negara miskin dunia ketiga lainnya. Aku hanya suka kamu yang memperlihatkan ke-seksi-an mu lewat tutur kata dari hati dan akalmu, lewat sifat dan sikap dari akhlakmu.

Yaa...aku hanya suka kamu, yang selalu ingin kusapa dengan Si Nikita.

*Si Nikita kawin, Si nikita nikah, Si nikita jadian, Si nikita makan, Si nikita keliling dunia.

(Salah satu Prosa dalam 'The Moment of Me-le-leh', ZAM)

No comments:

Post a Comment