Sunday 9 February 2014

Kau Bukan Musdalifah

Lalu siapa namamu, hey wanita tangguh? Yang mampu merobohkan bangunan mimpiku bersama wanita lain dalam sekejap sampai saat ini. Yang kuat menarik akal dan panca-inderaku berpaling ke arahmu dan melupakan yang lain. Yang lincah mengalihkan perhatianku pada banyak orang yang punya perhatian padaku. Yang lincah menyelipkan diri di hati terdangkalku kemudian menyelinap tak berbayang sampai di hati terdalamku.
Lalu dari langit mana kau, hey bidadari cantik? Yang dengan pandangan matamu membuat tulang belakangku horisontal berkeping tak beraturan. Lidahku menjadi sangat kecut takut berkata-kata. Lututku bergetar tidak kepalang. Akal dan hati ku berlomba, berakselerasi tak saling beriring seperti tidak sedang berada pada tubuh yang sama.
Lalu bagaimana aku membagikan sebagian keluh ku pada mu, hey wanita misterius? Yang sampai saat ini kau masih ku kenal dengan makhluk indah yang nyata. Ada yang tak bisa ku sentuh,  tak ada tapi menyambutku dengan senyum paling indang di  alam ideku. 

No comments:

Post a Comment